English French German Spain Italian Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

SELAMAT LEBARAN

Thursday, December 29, 2011


form pendaftaran/pemesanan


Name




First



Last

Address




Street Address



Address Line 2



City



State / Province / Region



Postal / Zip Code



Country

Price


$


Dollars

.


Cents

File Upload



File Upload



Powered byEMF Web Form
Report Abuse

Thursday, September 22, 2011

test

test...

Monday, April 18, 2011

SEBELUM KITA MENGELUH...........

1. Hari ini sebelum kamu mengatakan kata-kata yang tidak baik, pikirkan tentang seseorang yang tidak
dapat berbicara sama sekali.


2. Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu, pikirkan tentang seseorang yang tidak
punya apapun untuk dimakan.



3. Sebelum anda mengeluh tidak punya apa-apa, pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta di
jalanan.



4. Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk, pikirkan tentang seseorang yang berada pada
tingkat yang terburuk di dalam hidupnya.



5. Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istrimu, pikirkan tentang seseorang yang memohon
kepada Allah untuk diberikan teman hidup.



6. Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu, pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu
cepat.

7. Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu, pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin
mempunyai anak tetapi dirinya mandul.

8. Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu tidak mengerjakan
tugasnya, pikirkan tentang orang-orang yang tinggal dijalanan.

9. Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu telah menyetir, pikirkan tentang seseorang yang
menempuh jarak yang sama dengan berjalan.



10. Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu, pikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti anda.



11. Sebelum kamu menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain, ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa.

motivasi hari ini

suatu saat setelah kita dapat menaklukkan angin, ombak, air pasang dan gravitasi,kita akan memanfaatkan energi cinta. Kemudian untuk yang kedua kalinya dalam sejarah dunia, umat manusia akan menemukan api

~ Telhard de Chardin


"CAHAYA MENTARI BILA DIFOKUSKAN AKAN MEMBAKAR KERTAS " 
~Alexander Graham Bell

KATA-KATA MUTIARA HARI INI

" TIADA HIDUP TANPA KEGAGALAN ,KEKALAHAN , DAN KEJATUHAN............

AIR SUNGAI MENUJU LAUT MELEWATI JALAN YANG BERLIKU......

BERDIRILAH TEGAK KEMBALI.............................

JANGAN MEMANDANG KE BELAKANG , MASA LALU TELAH BERLALU....................

HIDUP BERJALAN TERUS............................

LANGIT YANG ABADI TETAP TIDAK BERUBAH DAN HIDUP BAGAIKAN BENTUKAN GERAKAN AWAN DI ANGKASA YANG SELALU BERUBAH-UBAH TIDAK MEMILIKI KETETAPAN DAN TIDAK ABADI . "

Thursday, April 14, 2011

Winstep Nexus, Sistem Docking untuk Windows

Para pengguna komputer yang menggunakan banyak aplikasi dalam bekerja seringkali menghadapi kesulitan, karena untuk menjalankan suatu aplikasi dan berganti dari satu aplikasi ke aplikasi lain cukup merepotkan. Untuk memudahkan segalanya, mereka dapat menggunakan antarmuka tambahan berupa Dock. Dock adalah antarmuka tambahan yang menyediakan cara yang mudah untuk menjalankan serta berganti antara beberapa aplikasi dengan mudah.

Winstep Nexus adalah sebuah sistem docking yang sangat baik, namun untuk saat ini hanya tersedia untuk sistem operasi Windows saja. Nexus adalah Dock yang membuat bekerja dengan beberapa aplikasi menjadi sangat mudah, dan bahkan terasa lebih menyenangkan. Kita dapat mengakses aplikasi, folder, serta dokumen yang sering kita gunakan hanya dengan sekali klik saja. Nexus tersedia dalam dua versi, yaitu Winstep Nexus (gratis) dan Nexus Ultimate.
Berikut adalah beberapa fitur dari Winstep Nexus:
  • Menampilkan daftar aplikasi yang sedang digunakan didalam Dock yang dapat diatur dengan grouping, filtering, serta icon customization.
  • Menampilkan system tray pada Dock sebagai icon individual atau group.
  • Efek samar dan efek warna yang menarik pada latar belakang Dock.
  • Memonitor koneksi yang aktif dan penggunaan bandwidth dengan modul Net Meter
  • Beberapa efek mouse over, seperti zoom, swing, bounce, dan sebagainya.
Masih banyak sekali fitur dari Winstep Nexus yang belum disebutkan diatas. Untuk mengetahui lebih jauh, akan lebih baik jika anda langsung mencobanya. Anda dapat mengunduh Winstep Nexus di website resmi nya http://www.winstep.net/
Artikel Lainnya
  1. Menjalankan Aplikasi Favorit Dengan RocketDock Share RocketDock merupakan application launcher dengan animasi yang berkualitas dan alpha-blended. Perangkat lunak ini menyediakan antarmuka yang baik bagi para penggunanya untuk dengan mudah menaruh shortcuts aplikasi favorit untuk memudahkan...
  2. Mengedit Foto Dengan Mudah Menggunakan Zoner Photo Studio Share Banyak orang yang merasa bahwa aplikasi untuk mengedit foto seperti Adobe Photoshop terlalu rumit untuk digunakan. Mereka yang hanya pengguna kamera digital biasa, kebanyakan kurang memahami tentang histograms, gradient...
  3. Melakukan Remote Desktop Connection Dengan TeamViewer Share Kita dapat mengontrol sebuah komputer dari jauh, dengan menggunakan perangkat lunak tertentu dan jaringan Internet. Masalahnya, kebanyakan perangkat lunak tersebut memerlukan banyak pengaturan yang bersifat teknis dan terlalu rumit....
  4. Windows 7 Sidebar Untuk Windows XP dan Vista Share Anda yang sudah menggunakan Windows Vista atau Windows Seven tentu sudah mengenal sidebar yang berisi gadget. Untuk Anda yang masih menggunakan Windows XP Anda harus menginstall aplikasi terpisah yang...
  5. Gratis Windows Styler Untuk Mempercantik Windows Anda Share SystemUp 2009 Windows Styler merupakan software yang dapat Anda gunakan untuk mengubah dan mempercantik tampilan Windows XP dan Windows Vista Anda. Secara fungsi software ini mirip seperti WindowBlinds, Talisman,...

Membaca Buku dan Majalah Secara Online dengan GooReader

Membaca Buku dan Majalah Secara Online dengan GooReader
Sebelum dunia Internet menjadi semakin maju dan lengkap, kita harus membeli atau meminjam majalah ataupun buku yang ingin kita baca. Namun, sekarang kita dapat dengan mudah menemukan banyak sekali buku dan majalah yang dapat kita baca secara online.

Dengan Google Books, kita dapat menemukan jutaan buku serta majalah yang dapat kita baca secara gratis. Untuk menemukan buku yang ingin kita baca pun sangat mudah, karena kita dapat menggunakan fitur search yang disediakan. Memang, tidak semua buku ataupun majalah dapat kita baca secara keseluruhan. Banyak dari buku serta majalah di Google Books yang hanya merupakan preview. Namun jika kita jeli dalam mencari, kita dapat menemukan banyak buku yang dapat kita baca, atau bahkan kita unduh secara keseluruhan.
Membaca Buku dan Majalah Secara Online dengan GooReader
Membaca buku dan majalah secara online sangatlah mudah, dan aplikasi GooReader membuatnya menjadi semakin mudah. GooReader adalah desktop application yang memungkinkan kita untuk mencari, mengunduh, dan membaca buku serta majalah yang dapat kita temukan di Google Books, tanpa harus surfing menggunakan web browser. Antar muka GooReader membuat membaca buku dan majalah secara online menjadi jauh lebih nyaman. Kita dapat membuka halaman demi halaman dengan gerakan mouse yang natural dan halus.
Apikasi GooReader ini tersedia dalam versi free serta paid di situs resmi nya GooReader.com. Tentu saja, versi free memiliki fitur yang terbatas apabila dibandingkan dengan versi paid. Namun, versi free aplikasi ini cukup membantu bagi mereka yang suka membaca buku ataupun majalah secara online di Google Books. Aplikasi ini dapat digunakan di komputer yang menggunakan sistem operasi Windows XP, Vista, dan Windows 7 dengan .Net Framework 3.5 SP1.
Download: http://gooreader.com/download/
Artikel Lainnya
  1. Membaca Buku Secara Online ShareBeberapa waktu yan lalu Google mengeluarkan sebuah layanan baru, yaitu Google Book Search. Dengan layanan ini Anda bisa membaca buku-buku secara online. Tidak hanya buku-buku berbahasa Inggris, di sini Anda...
  2. Baca Majalah Gratis Share Tidak cukup hanya menyediakan buku saja, kini Google Book Search juga menyediakan berbagai majalah yang bisa Anda baca gratis. Salah satu majalah yang cukup menarik adalah majalah komputer Maximum...
  3. Cara Download Dari Google Book Search Share Sebagian dari Anda mungkin sudah membaca artikel di sini dan di sini yang membahas tentang bagaimana Anda dapat membaca buku dan majalah secara gratis lewat Google Book Search. Secara...
  4. Mengubah Format File Secara Online Share Saat bekerja dengan menggunakan komputer, kita menghadapi berbagai jenis file. Terkadang, kita perlu mengubah format suatu file ke format lain. Misalnya, mungkin kita perlu mengubah file dengan format .doc...
  5. Gratis Tempat Penyimpan Data Secara Online Share Membuat backup data di portable hard drive, flash disk, cd atau pun dvd tentu sudah jamak dilakukan. Untuk data yang dianggap sangat penting ada baiknya Anda mempertimbangkan untuk menyimpan...

Backup dan Restore Data Dengan EASEUS Todo Backup

Backup dan Restore Data Dengan EASEUS Todo Backup
Komputer dapat membantu kita untuk bekerja dengan cepat dan efisien. Namun, ada banyak hal yang dapat mengganggu kinerja komputer yang kita gunakan. Sebagai contoh, komputer yang kita gunakan dapat saja mengalami system crash ataupun hardware failure secara tiba-tiba. Disaat seperti ini, akan sangat berguna juga kita memiliki backup atas sistem, partisi, dan disk kita, sehingga kita tidak perlu kehilangan seluruh hasil kerja keras kita yang tersimpan dalam komputer yang mengalami crash ataupun hardware failure tersebut.

Memang, kita dapat membuat backup secara manual, tapi ini akan memakan waktu yang cukup lama karena cukup rumit untuk dilakukan. Untuk membuat backup dengan lebih mudah, kita dapat menggunakan EASEUS Todo Backup. Aplikasi gratis ini adalah solusi terbaik untuk melakukan backup dan restore. Aplikasi ini dilengkapi dengan instruction wizards yang detil, yang menyediakan petunjuk penggunaan yang cukup jelas. EASEUS Todo Backup memungkinkan kita untuk membuat backup atas system state, partisi, dan disk kita dengan cepat dan mudah.
Backup dan Restore Data Dengan EASEUS Todo Backup
Selain memberikan kemampuan untuk dengan mudah melakukan restore disaat komputer kita mengalami crash ataupun gangguan lainnya, EASEUS Todo Backup juga dapat membantu kita untuk mengganti hard disk kita tanpa harus meng-install ulang sistem operasi computer kita. EASEUS Todo Backup dapat digunakan pada komputer yang memakai sistem operasi Windows 2000 professional, Windows XP, Vista, Windows 7 dan Windows Server 2000/2003/2008.
Download: http://www.todo-backup.com/download/

Install ulang Windows 7 di Netbook Pakai FlashDisk

Tutorial ini tidak menunjukan cara menginstallkannya ke komputer, tapi memindahkan installernya ke USB
Selama ini sudah kesekian kalinya saya ditanyai teman, punya "dvd eksternal gak? mau buat nginstall ulang netbook"...
Saya jawab , waduh gak punya... Pernah sih waktu itu punya dvd eksternal mac, tp itu gak bisa jg buat nginstall ulang netbook
utk OS windows, dvd eksternal mac cm mau buat puter dvd di mac atau bisa jg puter windows pake vmware/bootcamp/sejenisnya di OS mac.
Berhubung yang nanya gak 1-2 orang, saya cari-cari caranya gan...


Install ulang pakai Flashdisk punya beberapa keuntungan dibanding install ulang pakai dvd windows,
kalo pake dvd itu rawan baret dvdnya, yg bisa memperlambat install atau bahkan macet installnya...
nah kalo pake flashdisk bisa terhindar dari itu...

Sebelumnya perlengkapan perang yg dibutuhin:

* Flash disk min 4Gb / Di atasnya (soalnya windows 7 butuh 3Gb ke atas)
* DVD Windows
* Software pendukung
* Komputer/Laptop yg udah terinstall windows => bikin flashdisknya bootable pake ini...

Berikut ini ada beberapa cara bikin flashdisk jadi bootable, sehingga bisa dipake utk install ulang windows....

Ada 2 cara menginstall windows 7 pake FlashDisk, bisa cara manual atau otomatis

Cara pertama yaitu, cara manual:
1. Colok Flaskdisk kamu ke komputer (yang kapasitas 4gb / ke atas, di screen shoot di atas saya pake flashdisk 8Gb(Disk 2))
2. Pencet Tombol WIN+R, ketik cmd, setelah itu klik OK.
3. Ketik diskpart kemudian tekan ENTER.
4. Ketik list disk, kemudian ENTER. Pilihlah yang mana flash disk agan , hati2 jangan salah pilih karena jika salah yg ke format adalah disk yang lain. Hardisk ane Ada 2 gan, jadi Disk 0 sama disk 1 itu hardisknya, yang flash disk berarti yang Disk 2.... (Kalo hardisk agan ada 1 , biasanya hardisknya adalah disk 0 dan usb flash disknya Disk 1)
5. Ketik select disk 2 kemudian tekan ENTER.
6. Ketik clean kemudian tekan ENTER.
7. Ketik create partition primary kemudian ENTER.
8. Ketik select partition 2 dkemudian ENTER
9. Ketik active kemudian ENTER.
10. Ketik format fs=fat32 kemudian ENTER
11. Ketik assign kemudian ENTER
12. Ketik exit kemudianENTER.
13. Selanjutnya masukin disk DVD windows 7 , kemudian copy seluruh file dalam dvd ke USB Flaskdisk anda.
14. Setting netbook/komputer yg mau diinstall windows pake flashdisk di biosnya. Settingannya pastikan bootnya melalui USB flashdisk...
15. Colok flash disk ke netbook... Restart netbook... kalau langkahnya bener, proses instalasi windows seharusnya berjalan melalui Flash disk
Screen shoot Setting bottingnya:


Cara kedua Cara Otomatis.

Yang ini lebih gampang, gak pake ribet, bisa pake software WinToFlash, software ini akan bekerja seperti langkah-langkah manual yg di atas, yang diperluin hanyalah njalanin programnya, pilih sumber windows 7 dan arah USB flashdisk.
1. Download program WinToFlash versi terbaru disini atau disini.
2. Terus Ekstrak kemudian jalankan file WinToFlash.exe
3. Klik tombol “Check” kemudian mulailah proses Windows setup transfer wizard.
4. Lalu Klik “Next”
5. Lalu Pilih lokasi file Windows 7 dan lokasi USB Flaskdisk agan. klik “Next”.
6. Lalu Pilih “I Accepted the terms of the license agreement” & klik “Continue”
7. Lalu Klik OK untuk memulai memformat USB Flashdisk kemudian file-file windows 7 secara otomatis akan dimasukkan ke USB Flashdisk.
8. Lalu Klik “Next” , jika telah selesai pengopian, maka bootinglah komputer agan melalui USB Flashdisk tadi. apabila langkah2nya betul, maka proses instalasi windows seharusnya berjalan melalui USB Flashdisk.

Untuk Test apakah usb flash disk untuk booting windows kita berhasil atau tidak dapat menggunakan program/tools MobaliveCD
MobaliveCD dapat di download disini atau disini.

kontes robot

Kontes Robot Indonesia 2011 ini adalah ajang tahunan kompetisi robot di indonesia untuk para kalangan mahasiswa khusus di bidang teknologi, Kontes ini juga di adopsi dari kontes robot internasinal.Untuk kategori kontes yaitu sebagai berikut:

1.Kontes Robot Indonesia (KRI)
Kontes Robot Indonesia (KRI)2011 Sepenuhnya mengadopsi rule ABU Robocon 2011 yang di adakan di Bangkok dengan Tema Loy Krathong, Lighting Happiness with Friendship, yaitu untuk kontes Internasional Asia-Pasific.2. Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) Beroda & Berkaki:
Spesifikasi Robot dan Lapangan adalah sama
seperti rule tahun 2010 yg lalu. Model kompetisi dilaksanakan dalam bentuk perlombaan dengan tiap kali game dua robot akan saling adu cepat menyelesaikan tugas (mematikan lilin dan kembali ke home di lapangan masing-masing. Dua lapangan yg berdampingan ini ini memiliki konfigurasi yang sama yg terlebih dahulu diacak dengan program khusus (seperti th 2010).

4. Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) Battle:
Untuk th 2011 divisi ini mengadopsi rule pada RoboCup 2010/2011:Untuk tema Indonesia: LIGA SEPAKBOLA ROBOT HUMANOID
Rule lengkap versi beta dapat dilihat di lampiran.

5. Kontes Robot Seni Indonesia(KRSI):
Temanya adalah “ Robot Penari Klono Topeng ”
Rule versi beta dapat dilihat di lampiran.

Untuk diketahui, rule versi beta ini akan menjadi resmi begitu panduan KRI KRCI KRSI dicetak resmi oleh DP2M DIKTI.(dari panitia)


Bagi institusi yg menginginkan info sosialisasi lebih lanjut silakan menghubungi host(institusi) yg ditunjuk sesuai dengan regional.
Berikut adalah Jadwal sosialisasi rule di masing-masing regional:
  • Reg.1: Batam Politeknik Batam 29-30 Okt
  • Reg.2: Jakarta UI Depok 5-6 Nov
  • Reg.3: Semarang UNDIP 12-13 Nov
  • Reg:4: Surabaya PENS 19-20 Nov
  • Reg.5: Palu Untad 26-27 Nov

pelaksanaan Kontes Regional dan Kontes Nasional tahun 2011 ini sebagai
berikut:
  • Tanggal 30 April-1 Mei 2011, Regional 5, di Palu, pelaksana
    Universitas Tadulako-(UNTAD)
  • Tanggal 07-08 Mei 2011, Regional 4, di Surabaya, pelaksana
    Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS)
  • Tanggal 14-15 Mei 2011, Regional 2, di Bandung pelaksana
    Sekolah Tinggi Teknik Telkom (STTel)
  • Tanggal 21-22 Mei 2011, Regional 1, di Batam Pelaksana
    Politeknik Negeri Batam
  • Tanggal 28-29 Mei 2011, Regional 3, di Yogyakarta -
    Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
    Kontes Nasional di Yogyakarta, Pelaksana Universitas Gajah Mada (UGM)
    tanggal *11-12 Juni 2011*

Sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5758468

Mega Bazaar Computer

  1. Jakarta Convention Center
    9-13 Maret 2011
  2. Mega Bazaar Computer
    Jogja Expo Center
    9-13 Maret 2011
  3. Mega Bazaar Computer
    Java Mall
    9-13 Maret 2011
  4. Mega Bazaar Computer
    Grand City - Surabaya
    9-13 Maret 2011
  5. Mega Bazaar Computer
    Celebes Convention Center - Makassar
    9-13 Maret 2011
  6. Festival Komputer Indonesia
    Gramedia Expo - Surabaya
    1 - 5 Juni 2011
  7. Festival Komputer Indonesia
    Jakarta Convention Center
    8 - 12 Juni 2011
  8. Festival Komputer Indonesia
    Celebes Convention Center - Makassar
    8 - 12 Juni 2011
  9. Festival Komputer Indonesia
    Java Mall - Semarang
    8 - 12 Juni 2011
  10. Festival Komputer Indonesia
    Jogja Expo Center
    8 - 12 Juni 2011
  11. Surabaya Computer Expo (SCE)
    Grand City - Surabaya
    26 ‐ 30 October 2011
  12. Pameran Komputer Semarang
    Java Mall - Semarang
    2 - 6 November
  13. Indocomtech
    Jakarta Convention Center
    9 - 13 November 2011
  14. Makassar Computer Expo in conjunction with Electronic Expo
    Celebes Convention Center - Makassar
    9 - 13 November 2011

Monday, April 11, 2011

Bunda

Sembilan bulan lamanya
Rahim dalam berada
Janin muda perut bunda
Pengorbanan tiada sia
Akhirnya aku lahir lahir juga

Dunia baru berseru
Pada diriku
Waktu dulu
Pada pangkuanmu

Jasa sejagat
Bercucuran keringat
Masih tetap semangat
Seiring kasih hangat
Dalam dekapan hanyat

Bunda
Waktu terus berporos
Pada kenyatan dunia
Dari balik tubuh polos
Doa pada bunda
Ananda bahagia

Bunda
Lanjut usia
Tetap saja kau setia
Terkadang ananda lupa
Masih terus bunda berdoa
Ku harap tak durhaka
Celakalah ananda
Neraka akan menyapa

Bunda
Ananda yang hina
Berharap tetap berguna
Walau jua tak ada
Selalu berusaha
Semoga bunda bahagia
Dunia memang berbeda
Tak mesti bersama
Bunda tetap di jiwa
Raga ananda,
Tetap bunda

Bunda
Untaian bunga
Ukiran bianglala
Lautan samudera
Intan permata
Kecantikan dunia
Tidak seberapa
Bunda tetaplah bunda
Terkenang sepanjang masa
Tak pernah ada akhirnya

Bunda
Wanita terhebat
Wanita terdekat
Ku kenal kau
Lewat nada merdu
Ku ucap kata ibu
Kaulah pelitaku
Tak akan padam
Terkadang meredam
Tetap tak mendendam

Dari kedingingan malam
Ananda memberi salam
Salam dari gubuk terdalam
Demi kerinduan terpendam

(Roil Jiwang Muhtadin : Jakarta, 14 Juni 209)
Sumber: revolusisenja.indosastra.com
 

(Roil Jiwang Muhtadin : Jakarta, 14 Juni 2009)
Sumber: revolusisenja.indosastra.com

Bunda

Sembilan bulan lamanya
Rahim dalam berada
Janin muda perut bunda
Pengorbanan tiada sia
Akhirnya aku lahir lahir juga

Dunia baru berseru
Pada diriku
Waktu dulu
Pada pangkuanmu

Jasa sejagat
Bercucuran keringat
Masih tetap semangat
Seiring kasih hangat
Dalam dekapan hanyat

Bunda
Waktu terus berporos
Pada kenyatan dunia
Dari balik tubuh polos
Doa pada bunda
Ananda bahagia

Bunda
Lanjut usia
Tetap saja kau setia
Terkadang ananda lupa
Masih terus bunda berdoa
Ku harap tak durhaka
Celakalah ananda
Neraka akan menyapa

Bunda
Ananda yang hina
Berharap tetap berguna
Walau jua tak ada
Selalu berusaha
Semoga bunda bahagia
Dunia memang berbeda
Tak mesti bersama
Bunda tetap di jiwa
Raga ananda,
Tetap bunda

Bunda
Untaian bunga
Ukiran bianglala
Lautan samudera
Intan permata
Kecantikan dunia
Tidak seberapa
Bunda tetaplah bunda
Terkenang sepanjang masa
Tak pernah ada akhirnya

Bunda
Wanita terhebat
Wanita terdekat
Ku kenal kau
Lewat nada merdu
Ku ucap kata ibu
Kaulah pelitaku
Tak akan padam
Terkadang meredam
Tetap tak mendendam

Dari kedingingan malam
Ananda memberi salam
Salam dari gubuk terdalam
Demi kerinduan terpendam

(Roil Jiwang Muhtadin : Jakarta, 14 Juni 209)
Sumber: revolusisenja.indosastra.com

Kategori Puisi Pilihan

Badrudin Muhsin Cerpen Isbedy Stiawan ZS Chairil Anwar Iwan Mohamad Kahlil Gibran Kata Bijak Kata Mutiara khairil Anwar Koleksi Pantun Koleksi Puisi Lebaran Poems Collection Puisi Cinta Puisi Humor Puisi Ibu Puisi Isbedy Stiawan ZS Puisi Islam Puisi Keluarga Puisi Kenangan Puisi Perpisahan Puisi Persahabatan Puisi Ramadhan Puisi Rindu Puisi SMS Sajak Ariella Sajak Cinta Sajak Deden Tristiyana Sajak Nuruddin Nur Asyhadie SAJAK SAMSUL BACHRI Sajak Susan Vierna Sajak Tiar Rahman Sutardji Calzoum Bachri Syair Syair Cinta Taufiq Ismail WS Rendra Yusrizal KW Yvonne de Fretes Zainuddin Tamir

Tentang Merpati









Kabar burung
Merpati lambang cinta
Namun buntung
Simpati betambang duka

Gosip pagi di televisi
Merpati jalinan asmara
Tapi kasih tak pasti
Saksi perjalanan murka

Lidah orang bersahutan
Merpati itu suci
Pindah sarang berbarengan
Bertelur
Menetas
Lalu jadi burung kawakan
Apa yang suci?
Dasar tukang kawin

Pebincangan datuk
Merpati simbol kemakmuran
Sampai dibuatnya aku suntuk
Tetap merpati binatang sembarangan

Ribuan mata terpaku
Merpati putih berkicau
Indah menurut mereka
Menanjakan telinga pendengarnya
Damai bagi kalian
Masih saja aku sendirian

Merpati
Enyalah dariku
Kau cuma berbakhti
Tak bisa berpadu
Cinta antara dia dan daku

(Roil Jiwang Muhtadin : Jakarta, 15 Juni 2009)
Sumber: revolusisenja.indosastra.com

Sebuah Jalan

Cerita Aris Kurniawan
=================

Jalanan sepi dan basah, kawan. Tetapi, lampu-lampu jalanan kiranya masih menyala kala itu, sehingga paras pucat perempuan itu sempat tertangkap meski tidak terlalu jelas lantaran cahaya lampu terhalang ranting akasia. Hujan sudah selesai, tetapi udara tentu saja sangat dingin. Tanpa hujan pun udara malam tetap dingin, bukan? Maafkan kalau aku kelihatan sok tahu, kawan. Kau tentu boleh tak setuju dengan bermacam ungkapan atau perumpamaan yang kubuat dalam menceritakan semua ini.

Ia meletakkan bokongnya di bangku halte dengan cemas yang deras menggerayangi perasaannya. Jemari tangannya yang lentik terawat meremas-remas sapu tangan basah yang digunakan untuk menyeka wajah dan rambutnya. Sebuah tas kecil terbuat dari kulit berwarna coklat talinya masih nyangkol di bahu, dikempit ketiaknya. Kopor hitam didekap kedua lututnya yang gemetar. Cahaya temaram menyembunyikan tubuhnya yang menggigil dibungkus jaket dan kaus hitam ketat. Kecemasan makin deras, sukar dibendung. Ia sering mengalami kecemasan. Tapi kali ini baru dialami sepanjang hidupnya.

Ia urung membakar sisa rokok yang tinggal sebatang-batangnya. Dimasukkannya kembali rokok itu ke dalam saku jaket. Taksi yang diharapkan lewat dan membawanya pergi dari tempat itu tak juga muncul. Udara dingin terasa semakin menghisap tenaga dan denyut nadinya serupa terik matahari menghisap embun di pagi hari. Ia meraba dadanya, seakan mengukur kemampuannya bertahan.

Di langit bulan direnggut lapisan awan tebal. Sisa hujan menggenang di jalan berlubang, sesekali berkilau tersiram cahaya lampu. Tak ada suara angin atau gonggongan anjing. Hanya sesekali, lamat, suara kersik daun kering yang putus dari tangkainya melayang tenang sebelum hinggap di badan jalan yang betul-betul lengang seperti kuburan.

Ia mengutuk peristiwa demi peristiwa yang dialaminya. Bukan hanya rentetan peristiwa yang beberapa jam lalu dilewatinya. Melainkan terutama peristiwa yang dialami masa kanak dan remajanya yang singkat dan muram. Ia meremas sapu tangan seakan meremas kecemasan yang terus menjalar dan menggerogoti lapis demi lapis ketegaran yang sekian lama dipupuknya. Dengan ragu-ragu dirogohnya saku jaket, mencari-cari rokok yang tadi tak jadi disulut. Ujung jemarinya menyentuh tembakau yang terburai dari kertasnya yang koyak karena gesekan dan saku jaket yang lembab.

Dibakarnya batang rokok yang koyak separuh, lantas disedotnya setengah hati. Ia membuang ludah yang terasa pahit di lidahnya. Tenggorokannya bagai terbakar, panas dan perih. Di telinganya suara nyamuk berdenging, menggigit kulitnya yang halus dan masih menyisakan harum. Tak ada kunang-kunang, membuat malam sungguh-sungguh kelam.

Pandangannya terus menyorot ke kanan sampai lehernya pegal; arah dari mana dirinya muncul tersaruk menyeret kopor. Ketegangan menyerang tubuhnya. Ia merasakan urat-urat lehernya menegang dan kaku. Taksi yang ditunggunya tak pernah muncul. Jalan itu memang tak dilintasi taksi apalagi di malam sepi dan dingin sehabis hujan seperti itu. Ia lupa, bahkan ojek pun tak berani melintas di sana. Baru kali ini ia linglung dan kehilangan akal apa yang harus diperbuatnya.

Ia mengetatkan dan menaikkan kerah jaketnya mencoba menghalau dingin. Tapi dingin tak bisa dihalau, ia telah bersekutu dengan malam dan sepi, mengundang kenangan yang berdiam dalam ingatannya. Ia serasa mendengar umpatan papa. Mendengar jeritan mama dan Ning, kakak sulungnya. Mereka berkelebatan mengurung matanya ke mana pun dibenturkan. Ia tidak pernah menemukan tempat yang benar-benar mampu menjauhkan ingatannya dari mereka dan seluruh peristiwa yang membuatnya membenci mereka. Mama dan papa seingatnya tak pernah bertemu kecuali untuk saling menumpahkan caci maki. Tak pernah dilihatnya mereka duduk bersama, bercengkerama, apalagi secara mesra mengulurkan tangan untuk dicium saat dirinya berangkat sekolah.

Ia dapat mendengar dengan jelas suara tangan papa menggampar pipi mama disertai bentakan, lantas lengkingan mama yang membuatnya terhenyak malam-malam. Disusul denting gelas dan cangkir beterbangan menghantam dinding. Kakak Ning tak pernah pulang kecuali dalam keadaan mabuk dan dipeluk seorang perempuan seusia mama. Mereka berdekapan sepanjang malam dengan pakaian separuh tanggal sambil mendesiskan suara-suara yang membuatnya mau muntah. Ia sendiri menggigil di balik pintu kamarnya. Adiknya, Riko, yang menderita autis pulas dalam pelukan tante Noah di kamar.

Ia tahu, Rikolah yang menjadi pangkal pertengkaran mereka. Papa menuduh Riko anak hasil perselingkuhan mama dengan pemuda-pemuda yang suka nongkrong di mall; bukan anak dari benihnya. Sebaliknya, mama yakin papa yang sering keluyuran malam dan bergonta-ganti pasangan yang menyebabkan Riko terlahir cacat.

Batang rokok terakhir sudah habis. Puntungnya yang masih mengepulkan asap tanpa sadar diremasnya. Sesaat ia menjerit dan terperanjat karena panas. Perlahan udara bergerak dari arah selatan tanpa suara. Wajahnya menegang lagi seperti ada anak-anak yang menariknya. Suasana makin hening. Gemeretak giginya terdengar nyaring. Ia melepas tas dari pundaknya kemudian dipeluknya. Meletakkan pipi di atasnya.

Seperti yang dilakukannya saat hatinya tiba-tiba perih direnggut rindu pada mama.
"Kamu kenapa, Revi?" tanya teman laki-lakinya melihat ia murung.
"Tidak apa-apa, Roni," jawabnya seraya menatap mata laki-laki itu.
"Kamu masih tak mempercayai aku? Hmm."
"Tidak. Kamu jangan sentimentil, Roni."

Mereka sudah cukup lama berhubungan. Ia tidak pernah mencintai seseorang seperti ia mencintai laki-laki itu. Laki-laki yang mula-mula menyerahkan penanganan urusan rambutnya. Laki-laki itu ketagihan pijatannya yang enak. Pelayanannya yang serba lembut dan menyentuh membuatnya berlangganan setiap pekan. Tentu tidak terbatas pada urusan rambut, melainkan juga perawatan kulit dan wajah. Pria metroseksual, kata orang-orang. Ia suka menatap lekat-lekat rahangnya yang kukuh, dagunya yang selalu kebiruan. Ia terpesona pada gaya bicara dan terutama suaranya yang basah dan terdengar mendesah. Maka usai dengan urusan rambut, biasanya laki-laki itu berlama-lama duduk di sana sampai malam larut oleh embun, mengobrolkan entah apa dengannya.

"Kenapa kamu memilih hidup seperti ini?" demikian laki-laki itu pernah bertanya.
"Kenapa?" perempuan itu balik bertanya.
"Pengin dengar ceritanya."
"Buat apa?"
"Namamu bagus."
"Ah."
"Bukan nama pemberian orang tuamu, kukira."

Obrolan-obrolan serupa berlanjut terus setiap laki-laki itu datang. Berceritalah dia tentang kebenciannya pada mama, papa, dan Kak Ning, juga rasa iba terkira pada kondisi Riko. Tetapi terutama pada peristiwa demi peristiwa yang membuatnya membenci mereka semua.

"Itu yang membuat kamu memilih begini?"
Perempuan itu tak menjawab. Ia teringat pada keputusan besarnya: mengkastrasi kelaminnya, mengubahnya menjadi vagina. Ia yakin benar kekeliruan itu harus diluruskan, bukan karena kebenciannya pada papa, mama dan Kak Ning yang entah sudah mati atau masih gentayangan entah di mana.

"Apakah salah."
Laki-laki itu tidak menjawab. Ia sendiri tak merasa memerlukan jawaban sebagimana ia juga tidak perlu tahu sungguhkah Roni mencintainya? Disimpan saja keraguannya itu. Ia berharap Roni sungguh-sungguh.

"Aku laki-laki, bukankah kamu perempuan?" ujar laki-laki itu seakan mengerti perasaannya.
"Hmm, aku gembira. Tapi tidakkah ini …"

Ia menepuk-nepuk telapak tangannya, membersihkan debu puntung rokok. Menelan ludahnya yang panas bagai lahar membakar lidah dan tenggorokan. Langit makin pekat. Selembar daun akasia jatuh tepat di pangkuannya. Seekor kucing tiba-tiba mendekat dan menyentuh-nyentuhkan tubuh ke kakinya. Di langit lapisan awan tebal tak menyisakan kerlip gemintang. Kenangan pelariannya dari rumah dengan mencuri semua perhiasan mama mendadak membayang lebih jelas. Seperti baru kemarin dia meninggalkan rumah yang dikutuknya bagai kamp penyiksaan bagi jiwanya.

Dengan percaya diri ia menjual semua perhiasan mama untuk menyewa ruko dan memulai usaha membuka salon. Ia adalah seorang yang ulet, terbukti salon yang dikelolanya tak pernah sepi pelanggan. Ia tidak perlu menjadi pengamen atau berdiri malam-malam di perempatan jalan menunggu mangsa; seperti kebanyakan kawan-kawannya.

Rupanya mama masih hidup, ia mendengar kabar mama masuk rumah sakit. Perempuan itu tak mengenalinya ketika ia menjenguknya di rumah sakit. Wajah mama nampak begitu pucat dan renta.

"Siapa kamu?" tanya tante Noah yang menjaga mama. Ia tak merasa perlu menjelaskan dirinya. Ia hanya berkata supaya mama dijaga, lantas pergi meninggalkan sekeranjang bunga dan buah-buahan. Sayup-sayup ia mendengar teriakan tante Noah memanggilnya, "Rava, Rava…" Sesunggguhnya ia ingin menghentikan langkah dan berbalik menemui mereka. Tapi keberaniannya tiba-tiba menguap entah ke mana.

Ia menelan ludah. Lamat didengarnya suara roda gerobak bakso yang didorong tergesa. Ia menggeser duduknya, mengangkat wajah melihat tukang bakso makin mendekat, dan melintas tanpa menoleh ke arahnya.

Bertahun-tahun ia tak pernah pulang. Berusaha melupakan mama, papa, Kak Ning , Riko dan semua impitan peristiwa masa kanaknya. Namun sering gagal. Semuanya selalu menguntit ingatannya. Setahun setelah peristiwa di rumah sakit, ia mendengar kabar mama meninggal. Kak Ning mengalami stres berkepanjangan, dan Riko dibuang tante Noah ke rumah panti anak-anak cacat. Papa entah ke mana.

Ia memejamkan matanya, berusaha membebaskan diri impitan ingatannya. Tetapi peristiwa lain yang menyeretnya ke tempat ini menyerbu kepalanya. Ia mendengar kabar perselingkuhan Roni dengan penari bar. Santi, karyawan setianya yang mengatakan kabar itu. Ia mendatangi hotel tempat mereka kencan. Setelah berdebat cukup alot, dengan berbelit resepsionis hotel itu memberi tahu nomor kamar mereka. Perasaannya berdebar kencang saat memijit tombol lift.

Di kamar yang dituju ia hanya mendapati seorang perempuan. Beberapa lama terjadi perang mulut. Ia sempat menampar perempuan itu. Ia ingin menuntaskan kegeramannya dengan melempar perempuan itu melalui jendela. Tapi itu tak dilakukannya, ia masih bisa menahan diri. Sebelum membanting pintu, ia mengakhiri pertengkaran dengan meletakkan mata belati yang berkilat di dada perempuan itu sambil membisikkan ancaman, "Lupakan Roni, atau ujung belati ini merobek jantungmu."

Ia melangkah pelan menyusuri karpet lorong hotel, berusaha tidak menimbulkan suara. Tiba di salonnya, ia melihat Roni sudah berdiri di sana sambil berkacak pinggang.
"Mulai malam ini, jangan campuri urusanku, waria haram jadah!"

Peristiwa berikutnya berlangsung begitu cepat. Ia menyeret laki-laki itu ke kamar, lalu dibantingnya di sana. Laki-laki itu dengan cepat bangkit menjambak rambutnya, mencekiknya, menampar kedua pipinya sangat keras, sampai bibirnya pecah. Ia limbung beberapa saat, kemudian meraih gunting di meja hias dan menusukkannya berkali-kali ke dada laki-laki itu. Setelah menyeka muncratan darah di mukanya, ia meraih pedang panjang yang selama ini menjadi hiasan di dinding. Dengan kalap memotong-motong mayat lelaki itu menjadi beberapa bagian.

Malam sudah melewati separuh perjalanannya. Perempuan itu masih di duduk di bangku halte. Mengutuk perasaannya sendiri yang begitu sentimentil. Kini ia teringat Santi. Ia memintanya tidak mengikuti dirinya. "Pergilah, Santi, jangan ikuti aku. Bawalah uang ini untuk bekal. Pergilah sejauh-jauhnya dari kota ini. Semoga semuanya akan baik-baik saja. Biar aku pergi menyusuri jalan ini sendiri. Sebab aku belum tahu tempat mana yang akan kutuju."

Hatinya bagai teriris melihat punggung karyawan setianya itu pergi membawa tangisnya yang mencekam.
Hujan turun lagi. Tiba-tiba ia merasa dirinya begitu tua, lelah dan teraniaya. Kepalanya tak kuat lagi disesaki peristiwa demi peristiwa penuh kepalsuan. Tak sanggup lagi membayangkan keluarga bahagia. Menata rambut para pelanggannya yang setia. Hidupnya terlalu sesak dengan keperihan, tak ada tempat bahkan untuk kisah cinta yang paling iseng dan sederhana. Maka tak ada lagi alasan untuk pergi dari situ. Begitu ia akhirnya memutuskan. Biarlah besok sekawanan polisi menggiringnya ke penjara.***
Balai Budaya Tangerang, 7 Juli 2005.

Bisikan Aneh...

Cerpen Yanusa Nugroho
===================

Jangan lupakan aku. Kabari aku jika kau sudah sampai di sana, begitu katamu ketika melepaskan kepergianku. Namun, pada saat yang bersamaan, perasaan ini berkata lain. Ada sesuatu yang tiba-tiba melintas, dan dengan caranya yang aneh pula dia mengatakan bahwa yang akan terjadi adalah sebaliknya.
Oleh karenanya, mungkin jika kau memperhatikan tatapan mataku, atau mimik yang tergambar di raut wajahku, kau akan tahu bahwa aku meragukan setiap kata yang kau ucapkan kepadaku.
Tetapi, itulah. Aku sendiri tak tahu lagi kepada siapa aku menaruh kepercayaan. Dusta itu sudah terlalu sering menghujaniku. Kebohongan rasanya seperti genting pada setiap rumah, atau jendela dengan kaca-kaca timah menorehkan warna-warninya di kehidupanku. Sehingga, jangan heran jika pada akhirnya aku pun mendiamkan saja apa yang terjadi pada diriku. Toh, akhirnya kau berbohong kepadaku.
"Jangan lupa, ya.." Itu ucapanmu sambil melemparkan senyum dari bibir yang biasa kau berikan padaku untuk kulumatkan di malam-malam kita tempo hari.
Ah, sandiwara apa lagi yang tengah kau mainkan, manisku? Bahkan ketika kukatakan bahwa kepergianku ini untuk sesuatu yang penting bagi kita, dan kau menunjukkan keberatan karena lamanya kita berpisah, aku sudah tahu bahwa itu hanya pura-pura saja. Kepura-puraan seutas tali layang-layang, yang kau tarik seolah menurunkan, yang sesungguhnya membuat terbangnya kian tinggi. Aku tahu, sayangku, aku tahu.
Maka, ketika pesawat ini mendarat dan aku melanjutkan perjalanan dengan landrover, mendaki dan menjelajahi tanah tak ramah, aku pun kian tergelak-gelak oleh sandiwara yang kau mainkan. Tidak, kau tidak bermain, tetapi menyutradari lakonku. Aha, kau menjadi sutradaranya!
Aku tahu kau tengah menimbang-nimbang dan menggores-goreskan naskah yang kau edit sendiri, dan mengarahkan langkahku untuk menemui kegagalan itu. Kau pikir aku tak tahu apa yang kucari? Kau pikir aku tak tahu siapa yang akan kutemui? Meskipun ketika kukatakan bahwa aku sendiri tak yakin benar akan apa yang akan kucari ini, dan kau mencegahku --ah, betapa manisnya adegan itu-- aku tahu bahwa sebetulnya kau tengah berdoa agar aku cepat-cepat pergi dan menjumpai bibir jurang kehampaan yang menganga.
"Sudah lama kenal sama Mahmud?" Tiba-tiba orang yang menjemputku bicara. Aku tak percaya manusia besi ini bisa bicara. Sejak kedatangannya di bandara, dan setelah hampir tiga jam dia bersamaku, baru ini yang diucapkannya.
Kau tahu, sayangku, caranya bicara menunjukkan bahwa apa yang diucapkannya hanyalah sebuah basa-basi, pemerah bibir. Dia tak punya kepentingan apa-apa denganku, karenanya dia bertanya tentang sesuatu yang tak berkaitan dengan urusannya. Bayangkan, jika saja kujawab "sudah", lantas dia mau bilang apa? Atau misalnya aku berdusta dengan mengatakan "belum", kira-kira apa yang akan dijadikannya pertanyaan berikutnya? Tak ada. Persis seperti caramu menghadapiku. Semuanya basa-basi.
"Sudah."
"O...berapa lama?"
Nah, apa kataku. Dia hanya mencoba berbasa-basi lagi.
"Sepuluh tahun...," jawabku asal saja.
"Teman kuliah?"
"Bukan."
"Teman kerja?"
"Bukan."
Nah, betul, kan, kataku, dia tak bisa menyambung dengan kata-kata lagi. Itu semua karena dia hanya berbasa-basi.
"Kita akan sampai di ibukota kecamatan kira-kira dua jam lagi. Dan karena di dalam dua jam itu saya khawatir kita tidak menemukan kedai atau apa pun, sebaiknya kita mampir dulu di pasar ini. Sekalian kita cari pompa bensin."
"O...bagaimana mungkin dalam dua jam perjalanan kita tidak bisa menemukan warung, atau kedai makanan?"
"...?"
Dia hanya menatapku dengan bingung. Otaknya tak cukup cerdas mencari sebuah kalimat yang bisa membuatku paham. Lalu, sambil menengok ke kanan dan ke kiri, mencari warung, dia kembali tenggelam dalam kebisuannya.

***

Selama menunggu makanan di kedai, aku membayangkan serbuk racun ditaburkan di makanan yang akan kumakan. Ah, jangan kau pura-pura, sayangku, dia adalah orang suruhanmu. Jangan menyangkal, aku tahu. Engkau ingin tahu bagaimana aku bisa tahu? Haha...untuk apa? Membuktikan bahwa kau adalah seorang juru catat yang andal? Dia dengan mudahnya menyuruh si pemilik warung untuk menaburkan sejenis sianida atau racun apalah namanya, ke dalam makananku.
"Saya belum lapar..."
Dan lihatlah wajahnya yang tolol itu.
"Saya sudah pesan 2 piring dan Anda setuju kita makan dulu. Kenapa tiba-tiba merasa belum lapar?"
"Maaf, ini perut saya. Sayalah yang paling tahu kondisinya."
"Hmm...tapi kita harus bayar 2 piring."
"Tak masalah. Saya akan bayar. Kalau mau, silakan makan punya saya..."
Piring dan lauk dihidangkan. Ikan bakar, sambal dan lalapan.
Dia makan dengan lahapnya. Aku hanya mengamatinya saja. Dia terlalu lahap, dan betul-betul menikmati nasi hangat dan ikan bakar itu.
"Jadi, nggak makan?"
Aku menggeleng.
"Sayang kalau dibuang. Saya makan, ya?" Dan dia langsung mengambil jatahku.
Dan kembali dia melahap habis nasiku, laukku dan lalapanku. Dia minum dengan tegukan besar dan mengeluarkan sendawa besar. Sungguh edan!
Kuamati perubahan di wajahnya. Sebentar lagi, ya, sebentar lagi dia akan...

***

Aneh. Si besi ini tak mati-mati juga, padahal, menurut dugaanku, piringku pasti beracun dan...mungkin aku salah. Landrover menderum lagi membelah malam.
Dia menyalakan rokok dan menikmati laju kendaraan dengan seenak perutnya. Sementara itu aku terayun-ayun dan merasakan kantuk mengganduli mataku. Tidak, tak mungkin aku tertidur, sementara kaki-tanganmu siap menikamku. Ini juga bagian sandiwaramu, bukan?
Tiba-tiba mobil berdecit, membelok dan berhenti. "Maaf, perut saya..." dia lari ke semak-semak sambil membawa sebotol air. "Kebanyakan sambal," teriaknya sebelum menghilang di semak-semak.
Bukan kebanyakan sambal, tapi sianidamu mulai bekerja. Bagaimana mungkin dia yang menyuruh menaburkan bubuk racun itu kemudian memakannya? Apakah dia ingin meyakinkan aku bahwa... ah, sandiwara terlucu yang pernah kusaksikan.
Mesin menyala, lampunya mengarah ke semak-semak. Sialan, aku disuruh menyaksikan dan menunggui pembunuhku buang air! Kampret! Aku sungguh tak mengerti jalan pikiranmu. Kita sebentar lagi akan menikah, dan dalam pernikahan itu, kujamin bahwa diriku akan bisa membuatmu menjadi wanita terhormat, ibu dari anak-anakku. Yang aku tak mengerti, mengapa kau sudah... ah, itu yang aku tak paham. Apa sebetulnya motivasimu?

***

Dan Mahmud itu, nama yang kau sebut-sebut sebagai kawan yang mungkin bisa membantuku itu, bukankah dia kekasih gelapmu? Jangan kau sangkal dan membalikkan kenyataan itu sebagai bentuk kecemburuanku padamu. Jika bukan kekasih gelapmu, mana mungkin kau secara cepat memberikan nama itu kepadaku?
Apalagi, rumahnya jauh dari rumah kita. Bayangkan, aku harus berpesawat, lalu naik landrover ini berjam-jam, baru bisa menemukannya. Aku curiga, jangan-jangan kau telah bersekongkol dengan Mahmud. Dan manusia besi yang sekarang sedang berjuang keras di balik semak-semak itu, tentunya adalah kaki-tangan Mahmud juga.
Tetapi, mengapa?
Aku sendiri meragukan apakah yang kucari ini akan kutemukan atau tidak. Tetapi, ketika kukatakan kepadamu, tempo hari itu, aku jadi curiga. Jangan-jangan, sikapmu, ucapanmu, bahkan tangisanmu, sebetulnya adalah taktikmu saja agar aku meragukan kepergianku. Itu sebabnya, aku justru ingin pergi dan mencarinya. Seandainya saja, engkau tidak keberatan dan mempersilakan aku pergi, mungkin aku malah tak pergi.
Tetapi karena kau merengek agar tak kutinggalkan, entahlah, keinginanku untuk pergi rasanya kian menggebu.
Sungguh aku tidak mengerti sikapmu.
"Wah, lega rasanya, bisa..." Dan dia mengakhiri kalimatnya dengan ekspresi puas, diulas senyum lebar.
Sungguh tak sopan manusia satu ini. Selesai buang hajat malah pamer!

***

Perjalanan berlanjut. Hanya bunyi mesin yang kudengar. Jalan berkelok-kelok, mendaki, menurun, bergelombang. Belum mati juga, dia.
"Merokok?"
"Terima kasih. Kata orang merokok bisa memendekkan umur," jawabku berusaha ketus. Maksudku agar dia mengerti bahwa sebetulnya aku keberatan kalau dia merokok.
Ajaib dia malah tertawa terbahak-bahak.
"Hebat benar, Tuhan bisa dikalahkan oleh rokok..." dan gelak tawanya kian nyaring di malam sunyi ini.
Sinting, dia membawa-bawa nama Tuhan demi sebatang rokok sialan itu.
"Anak saya lima. Yang besar sudah SMA, Mas?"
Ampun, siapa yang mau tahu keluarganya? Mau punya anak selusin pun, aku tak peduli. "Belum kawin...," jawabku lesu.
"Lho, saya pikir Mas ini suaminya Mbak Desy?"
Nah, nah...bagaimana mungkin dia tahu namamu? Bukankah kau pun tak mengenalnya? Bagaimana mungkin dia tahu bahwa namamu Desy dan aku adalah pasanganmu? Jika bukan ada apa-apanya, tentu tak mungkin dia tahu banyak tentang kita.
"Pak Mahmud bilang bahwa Mas ini suaminya Mbak Desy. Jadi, bukan? Maksud saya, belum menikah?" Dia pun terbahak lagi.
Lihatlah, Des, lihat... ah, seandainya saja kau bisa menyaksikan bagaimana laki-laki besi ini tertawa geli. Dia mengejekku. Dia menertawakanku. Bukankah ini sebetulnya maksudmu "melemparkan"-ku kemari? Agar aku jadi bahan tertawaan orang lain? Oh, Desy, Desy... aku semakin tak mengerti mengapa kau menyukai cara-cara aneh untuk menghina calon suamimu sendiri?
"Mumpung masih muda, kawinlah Mas. Maaf usia Mas berapa?"
Hmmm! Mau apa dia tanya-tanya umurku? "Empat puluh."
Dia diam. Kurasa dia tak percaya atau angka empat puluh merupakan angka keramat baginya. Dan, Desy, inikah caramu agar aku dicerca oleh orang lain? Bukankah sudah menjadi keputusanmu bahwa selisih usia kita yang nyaris dua puluh tahun ini bukan soal untuk berumah tangga? Lalu, mengapa kau selalu menggiringku ke dalam bubu jebakan, agar setiap orang mempertanyakan masalah usia kita?
Apa rencanamu sebetulnya di balik ini semua?

***

Jam 11 malam landrover berhenti di depan sebuah rumah panggung. Sunyi dan gelap mengepung. Untunglah bulan masih mau membagi sinarnya. Bulan tanggal berapa sekarang, mengapa belum bulat penuh?
Mungkin, karena mendengar derum mobil, si tuan rumah membuka pintu. Seorang laki-laki besar, bercelana jins berkaos hitam, tegak di ambang pintu. Cahaya menyeruak menginginkan kebebasan.
"Belum tidur, rupanya, Pak Mahmud..."
"Itu Mahmud?" namun aku segera sadar bahwa tadi aku mengaku mengenalnya selama 10 tahun. Dia tentunya --seharusnya curiga dengan ucapanku. Tapi, ah, si bodoh ini hanya diam saja. Mungkin dia mengantuk atau tak peduli.
Dia turun tangga menyambutku. Hangat. Genggaman tangannya kuat sekali dan sebaris gigi besarnya menyeringai. Bahagia betul dia menemukan korbannya!
"Kenapa lama sekali, Din?" ucapnya di sela-sela senyumnya.
"Maaf Pak, tadi..." Si Din menepuk-nepuk perutnya sendiri sambil meringis. Mahmud tergelak.

***

Paginya, aku terbangun dengan badan dirajam lelah. Maklumlah, semalam aku tak makan dan langsung tertidur, begitu Mahmud membukakan kamar untukku. Kubuka jendela kayu dan... Tuhanku, engkau pasti tersenyum ketika menciptakan alam ini. Gunung-gunung berlapis-lapis, berkelambu kabut yang membuatnya kian menipis. Bebukitan menggunduk di sana-sini, menyembul di antara padang rumput, pepohonan dan bebatuan besar. Dan di leher-leher bukit itu, kabut tipis melayang perlahan, layaknya kain panjang seorang jelita putri di negeri dongeng. Kuda-kuda merumput tenang, bersama sapi dan kambing. Di manakah aku saat ini? Belum pernah kusaksikan keramahan yang menyejukkan jiwa, seperti di tempat ini.
"Mari sarapan dulu, istri saya sudah menyiapkan." Tiba-tiba suara yang kukenali membuatku tersadar dan melihat arloji. Jam sembilan!
"Mmm... ini waktu Indonesia Bagian Tengah. Jamnya pasti belum disesuaikan."
"Oh...," berarti aku harus mengubahnya menjadi jam sepuluh! Astaga, aku terbangun jam sepuluh! Berarti lelap sekali tidurku.
Sambil makan, Mahmud berkata tentang sesuatu yang akan kucari itu. Memang, dia bilang bahwa kayu itu tumbuh hanya di daerah ini, namun tidak semua orang bisa mencarinya. "Adanya di hutan dan hanya orang tertentu yang bisa menemukannya."
Aku berhenti menyuap. Gagal sudah harapanku.
"Untuk apa, sih, Mbak Desy mencari kayu itu?"
"Mmm... ini memang permintaan paling aneh.. Katanya untuk persyaratan mas kawin..."
Tanpa kuduga, Mahmud tertawa. Suaranya lantang memenuhi ruang-ruang di rumahnya. Sesaat dia tersedak. Minum. Lalu melanjutkan gelak tawanya lagi.
"Ya, ya... saya mengerti. Itu permintaan aneh, dan lebih aneh lagi, saya menurutinya. Saya harus ambil cuti dan...di sini ditertawakan orang," ucapku putus asa.
Mahmud berhenti tertawa tiba-tiba. "Oh, maaf, maaf...saya tidak menertawakan Mas. Saya hanya tak menyangka bahwa kayu itu begitu berharga bagi orang Jakarta. Itu saja. Jangan khawatir, saya akan membantu mencarikannya, jika memang sepenting itu." Dia lalu mengangkat HP-nya. Gila. Di lambung gunung seperti ini, HP-nya masih berfungsi.
Aku terdiam. Siapakah engkau, Mahmud?

***

Aku tiba-tiba diserang hawa aneh yang membuatku berubah pikiran. Ucapan Mahmud yang sungguh-sungguh itu membuatku berpikir tentang semua yang tengah kulakukan ini. Aku yang semula percaya padamu, Des, tentang syarat yang kau ajukan itu, dan itu kubuktikan dengan kesungguhanku berangkat, tiba-tiba menjadi ragu, karena setelah kupikir, mungkin ini hanya alasan penolakanmu atas lamaranku. Namun, ketika kau pun agaknya meragukan permintaanmu sendiri, sementara aku jadi kian menggebu berangkat, aku mulai bimbang dengan semua ucapanmu. Dan ketika sesampai di tempat ini, bicara dengan Mahmud, aku...ah, entahlah.
Bagaimana jika kayu itu memang kutemukan? Aneh. Gila. Nonsense.
"Ada, Mas."
"Apanya?"
"Kayunya. Mau seberapa panjang?"
Aku terdiam. Terus terang, aku tak punya kesiapan untuk itu.
"Kalau mau dimasukkan tas, ya, paling-paling 50 cm cukup, kan?"
Aku masih diam. Jadi, kayu itu memang ada dan bisa kumasukkan tasku. Ah, gila. Terus, aku harus bagaimana? Setelah kayu itu ada di tanganku dan itu mencukupi syarat perkawinan kita, Desy? Aku harus bagaimana?
"Maaf, tapi permintaan Mbak Desy memang agak langka. Soalnya, biasanya yang minta kayu itu adalah seorang dukun." ujar Mahmud sambil tersenyum, dan tangannya mencolek ikan goreng.
Dukun? Ah, skenario apalagi yang kau kembangkan untuk lakon kita, Desy?
Ahh, aku tak tahu lagi, apakah setelah berjam-jam waktuku hilang di jalan, dengan berbagai rajaman pikiran meninggalkanmu, cutiku yang terbuang sia-sia, dan kayu yang memang ada itu, kemudian..."dukun"? Aku tak tahu lagi apakah aku masih punya sisa tenaga untuk mengawinimu, Des? Terus terang aku lelah mendengar bisik-bisik yang selalu menggaung di kepalaku ini. Aku ingin berhenti. Aku ingin agar bisikan itu berhenti dan aku bisa lebih tenang menjalani sisa lakonku sendiri. ***

Pinang, 982